Keterlibatan Tokoh Agama dan Masyarakat Hadirkan Kesinambungan Pembangunan Papua

Keterlibatan Tokoh Agama dan Masyarakat Hadirkan Kesinambungan Pembangunan Papua

Oleh : Veronica Lokbere )*
 
 
Kehadiran tokoh agama dan masyarakat dalam pembangunan wilayah berjuluk Surga Kecil di ujung Indonesia tersebut semakin memperkuat kesinambungan pembangunan yang telah berjalan selama beberapa dekade.
 
Dalam menghadapi tantangan geografis serta kompleksitas sosial budaya di Papua, peran tokoh agama tidak hanya penting dalam bidang spiritual, tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial. Pemerintah daerah dan pusat secara aktif melibatkan tokoh agama untuk memastikan pembangunan di Bumi Cenderawasih dapat berlangsung secara efektif dan berkelanjutan.
 
Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, sebagai salah satu otoritas lokal di wilayah tersebut, telah mengundang Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai inisiatif pembangunan.
 
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten III Setda Kota Jayapura Frederik Awaweri,  menjelaskan bahwa kontribusi MUI telah memberikan dampak positif bagi kemajuan wilayah Kota Emas tersebut. MUI dianggap sebagai salah satu elemen masyarakat yang memiliki tanggung jawab dalam menjaga stabilitas sosial, dan upaya mereka telah berkontribusi pada kesinambungan pembangunan.
 
Pemkot Jayapura berharap agar MUI dapat terus berperan aktif dalam merumuskan program-program yang dapat diimplementasikan di tengah masyarakat, terutama dalam menjaga persatuan dan kesatuan.
 
Dengan program-program yang terarah, diharapkan berbagai potensi konflik antar pemahaman agama dapat dicegah. MUI, sebagai kumpulan ulama dan cendekiawan Muslim, berperan penting dalam memberikan pencerahan kepada umat, terutama dalam menanamkan nilai-nilai Islam yang damai dan toleran. Ini diharapkan dapat memperkuat kerukunan di antara berbagai kelompok agama di Papua.
 
Lebih lanjut, Awaweri juga menekankan bahwa MUI memiliki tugas penting dalam memberdayakan masyarakat tidak hanya dari sisi spiritual, tetapi juga sosial-ekonomi. Masyarakat di wilayah tersebut harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk mendukung kemajuan wilayahnya. Pendekatan yang berbasis agama ini diharapkan dapat mencegah perpecahan sosial yang disebabkan oleh kesalahpahaman dan informasi yang menyesatkan.
 
Keterlibatan tokoh agama dalam pembangunan Papua juga ditegaskan oleh Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin. Menurutnya, peran pemuka agama seperti para pendeta dan pimpinan gereja merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan di wilayah berjuluk Surga Kecil di Timur Indonesia tersebut.
 
Pemimpin agama dinilai memiliki pengaruh yang besar dalam memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat. Melalui kedekatan dengan komunitas, tokoh agama dapat menjadi jembatan yang efektif antara pemerintah dan rakyat dalam hal edukasi dan sosialisasi berbagai program pembangunan.
 
Wakil Presiden juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan tokoh adat. Kolaborasi ini diyakini dapat mempercepat misi pembangunan kesejahteraan di Tanah Papua.
 
Dalam pandangannya, jika semua pihak bersatu dan bekerja sama, kesuksesan pembangunan di Papua akan lebih mudah tercapai. Oleh karena itu, sinergi antara tokoh agama dan pemerintah menjadi hal yang sangat krusial dalam menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan di Papua.
 
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa masyarakat Papua sangat religius, dan peran para pemimpin agama berperan vital dalam mempengaruhi jalannya pembangunan. Salah satu contoh nyata keterlibatan gereja dalam pembangunan Papua terlihat saat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, di mana berbagai fasilitas pendidikan milik gereja dimanfaatkan dan ditingkatkan kualitasnya.
 
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Theofransus Litaay,  menjelaskan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari pendekatan pembangunan yang melibatkan berbagai lembaga agama dan adat, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Otonomi Khusus Papua yang diperbarui pada tahun 2021.
 
Lebih lanjut, Theofransus menegaskan bahwa gereja-gereja yang tergabung dalam Persekutuan Gereja-gereja Papua (PGGP) dan Persekutuan Gereja-gereja Papua Barat (PGGPB) memainkan peran penting dalam mempercepat pembangunan di Pulau Papua.
 
Presiden Jokowi secara rutin melakukan rapat koordinasi dengan para pimpinan gereja untuk membahas realisasi program-program yang bersinergi dengan aspirasi dari pihak gereja. Selain itu, Badan Percepatan Pembangunan Papua (BP3OKP) juga terus mendorong keterlibatan aktif gereja dalam berbagai program sosial-ekonomi.
 
Salah satu inisiatif penting yang melibatkan pemuda gereja adalah pendirian Papua Youth Creative Hub (PYCH), sebuah platform yang difokuskan pada pengembangan kreativitas generasi muda di Pulau Papua.
 
PYCH dirancang sebagai wadah untuk melatih keterampilan dan mengembangkan potensi pemuda dalam berbagai bidang. Theofransus menyebutkan bahwa pemerintah memberikan prioritas pada program-program yang berdampak langsung bagi masyarakat, seperti Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK), bantuan dana usaha, serta layanan kesehatan dan pendidikan di wilayah pedalaman.
 
Selain itu, pemerintah mendukung pembentukan Papua Christian Center (PCC), sebuah badan otonom yang akan berfungsi sebagai mitra pemerintah dalam menyusun dan mengimplementasikan program-program pembangunan di Papua. Dengan adanya wadah ini, diharapkan gereja dapat semakin memperkuat perannya sebagai pilar pembangunan di wilayah berjuluk Kota Emas tersebut.
 
Kesinambungan pembangunan di Papua hanya dapat tercapai melalui kolaborasi yang erat antara berbagai elemen masyarakat, terutama tokoh agama dan adat. Dengan sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif akan terwujud di Bumi Cenderawasih.
 
)* Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *