Oleh: Cut Azalea Islami )*
Dalam upaya mendukung visi Presiden Joko Widodo terkait pengembangan kewirausahaan
dan inovasi lokal, Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) kembali menunjukkan komitmennya melalui program pelatihan produk turunan bordir. Berkolaborasi dengan Yuyun Bordir, AMANAH berfokus pada pemberdayaan para pengrajin lokal di
Aceh, khususnya dalam meningkatkan keterampilan dan inovasi di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Program pelatihan produk turunan bordir ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis dalam bidang bordir, tetapi juga menghadirkan desainer profesional yang mendampingi pengrajin dalam menciptakan produk-produk baru, seperti dompet koin, kemeja bordir, dan tote bag. Langkah ini bertujuan untuk menambah nilai jual dan daya saing produk lokal Aceh, selaras dengan visi Presiden Jokowi yang menekankan pentingnya inovasi dan kewirausahaan untuk menggerakkan ekonomi daerah.
Pemilik Yuyun Bordir, Yuyun, mengungkapkan antusiasmenya terhadap program ini, karena setiap kali bekerja sama dengan AMANAH, hasil yang diperoleh selalu memberikan inovasi baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Program ini membantu para pengrajin border menciptakan produk-produk inovatif yang siap bersaing di pasar yang lebih luas.
Kolaborasi antara AMANAH dan Yuyun Bordir merupakan wujud nyata dari misi AMANAH untuk mendukung ekonomi kreatif di Aceh, sejalan dengan arahan Presiden Jokowi dalam mendorong pengembangan ekonomi lokal melalui inovasi. Dengan adanya pendampingan dan pelatihan yang diberikan AMANAH, para pengrajin lokal dapat memperkuat keterampilan kewirausahaan mereka, membuka lebih banyak peluang usaha, serta memperluas jaringan pasar.
Selain itu, Yuyun berharap agar AMANAH terus konsisten dalam mendukung UMKM di Aceh.
Diharapkan AMANAH akan terus membantu UMKM di Aceh untuk berkembang, karena program seperti ini sangat membantu para pengrajin menciptakan produk yang lebih inovatif dan memiliki daya saing tinggi.
Disisi lain, AMANAH terus memperkuat komitmennya dalam mendukung kewirausahaan dan inovasi lokal di Aceh, kali ini melalui pelatihan kreasi batik yang berlangsung di Rumoh Batik Malaka, Kabupaten Aceh Besar. Pelatihan ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari pengrajin batik hingga mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, mencerminkan kolaborasi lintas generasi dalam melestarikan dan mengembangkan budaya batik Aceh. Salah satu peserta, Qurratun Aini dari Sanggar Ceudah Rupa, berbagi pengalamannya dalam mempelajari teknik pewarnaan alami dan mencanting motif tradisional yang ia kembangkan selama pelatihan. Qurratun menekankan pentingnya inovasi dalam tradisi, menciptakan
motif ‘jantung pisang’ yang lebih praktis untuk teknik canting.
Program kreasi batik ini juga memperkenalkan para peserta pada teknik cap batik, dimana desain yang digunakan adalah hasil dari kompetisi desain batik daring yang diadakan oleh AMANAH. Selain itu, pewarnaan alami menjadi fokus utama pelatihan, yang memberikan kesempatan bagi pengrajin untuk mencoba metode yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam memproduksi batik. Hal ini sejalan dengan upaya untuk memodernisasi industri batik tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisionalnya.
Pelatihan kreasi batik ini menunjukkan komitmen AMANAH dalam memperkuat ekosistem ekonomi
kreatif di Aceh, dengan menekankan pentingnya inovasi yang digabungkan dengan warisan budaya. Melalui pendekatan ini, AMANAH mendorong pengrajin dan generasi muda untuk memanfaatkan kreativitas mereka dalam mengembangkan produk lokal yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang lebih tinggi.
Kolaborasi antara AMANAH dan pengrajin lokal juga mencerminkan seberapa besar potensi UMKM di Aceh untuk tumbuh dan berkembang. Program pelatihan produk turunan bordir dan pelatihan batik ini hanyalah beberapa dari banyaknya inisiatif AMANAH yang dirancang untuk memperkuat kemampuan ekonomi lokal.
Dalam konteks visi Presiden Jokowi, yang menekankan pentingnya inovasi dan kewirausahaan untuk membangun ekonomi daerah yang tangguh, pelatihan ini menjadi salah satu contoh nyata implementasi di lapangan. Presiden Jokowi telah lama mendorong pengembangan ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor kunci yang mampu menggerakkan perekonomian di tingkat lokal. Dengan memberikan kesempatan kepada pengrajin muda Aceh untuk berinovasi, AMANAH turut andil dalam mewujudkan visi ini. Selain menciptakan produk baru yang lebih inovatif, pelatihan-pelatihan seperti ini juga membantu pengrajin lokal dalam mengakses pasar yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini tidak hanya berkontribusi pada pengembangan ekonomi daerah, tetapi juga memberikan pengrajin lokal kesempatan untuk lebih dikenal di kancah global.
Melalui inisiatif melakukan kolaborasi dengan para pengrajin ini, AMANAH berharap para pengrajin dan generasi muda di Aceh dapat terus mengembangkan keterampilan mereka dan menciptakan produk-produk lokal yang dapat bersaing di pasar yang lebih luas. Inovasi yang digabungkan dengan budaya lokal diharapkan dapat memperkuat daya saing produk Aceh, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia, selaras dengan visi besar pemerintah.
Dengan konsistensi dalam mendukung UMKM dan pengrajin lokal, AMANAH tidak hanya menjadi penggerak inovasi di Aceh tetapi juga menjadi salah satu pilar penting dalam menggerakkan ekonomi kreatif nasional, sesuai dengan arah kebijakan pembangunan ekonomi berbasis inovasi yang diusung oleh Presiden Jokowi.
)*Entrepreneur Muda dalam Bidang Kerajinan