Oleh: Olivia Sabo
Kondisi di Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, kini kembali kondusif setelah aparat gabungan berhasil mengamankan wilayah tersebut. Warga yang sebelumnya mengungsi telah kembali ke rumah mereka. Hal ini menjadi bukti nyata dukungan terhadap percepatan pembangunan di Papua.
Upaya aparat keamanan dalam mengembalikan keamanan dan ketertiban di Homeyo patut diapresiasi. Warga Papua diharapkan terus mendukung langkah-langkah ini demi kemajuan daerah mereka.
Situasi di Distrik Homeyo sebelumnya terguncang oleh serangan yang dilancarkan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Mulai dari serangan terhadap Polsek Homeyo pada tanggal 30 April 2024 yang menewaskan seorang remaja, Alexsander Parapak, hingga aksi pembakaran gedung SD Inpres Pogapa pada 1 Mei, dan upaya penyerangan terhadap Koramil 1705-05/Homeyo pada 2 Mei 2024. Rangkaian aksi ini sempat membuat warga harus mengungsi demi keamanan diri mereka.
Namun, keberanian dan kecekatan aparat gabungan TNI, khususnya Komando Operasi TNI (Koops TNI) Habema dan Satgas Nanggala Kopassus, berhasil mengembalikan ketertiban dalam waktu singkat. Dengan operasi pengamanan yang intensif melalui patroli serta pengejaran terhadap anggota OPM, kondisi di Distrik Homeyo berhasil distabilkan. Evakuasi jenazah Alexsander Parapak pun dapat dilakukan dengan baik.
Letkol Arh Yogi Nugroho, penerangan Koops Habema, mengungkapkan bahwa setelah tindakan cepat tersebut, operasi pengamanan wilayah terus dilaksanakan secara intensif. Aparat gabungan yang terdiri dari berbagai satuan di bawah Koops TNI Habema, Satgas Nanggala Kopassus, dan Kodim Persiapan Intan Jaya terus melakukan patroli dan penindakan terhadap setiap ancaman yang muncul. Hasilnya, pada 18 Mei 2024, warga yang sempat mengungsi akhirnya kembali ke rumah mereka.
Kepulangan warga ini tidak hanya menjadi tanda kembalinya situasi kondusif, tetapi juga simbol kegembiraan dan rasa aman. Mereka menunjukkan rasa syukur dengan menari Tarian Adat ‘WAITA’ di landasan Bandara Perintis Pogapa. Ini menjadi momen yang memperlihatkan bahwa warga Homeyo telah mendapatkan kembali ketenangan dan keamanan yang mereka dambakan.
Sekretaris Distrik Homeyo, Hengki Bagubau, memberikan apresiasi yang tinggi kepada aparat gabungan atas upaya mereka. Dia menyatakan rasa terima kasihnya atas keberhasilan aparat dalam menciptakan kondisi aman yang memungkinkan warga kembali dari pengungsian.
Penghargaan serupa juga disampaikan oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat, termasuk Markus, Ketua Gereja GKI Klasis Homeyo, Yansen Bagubau sebagai Pewarta Gembala Katolik, dan Mama Martina Bagubau yang mewakili kaum wanita Homeyo.
Keberhasilan ini juga disambut baik oleh sejumlah maskapai penerbangan sipil yang menggunakan Bandara Perintis Pogapa. Kembalinya operasi bandara dengan lancar menandakan bahwa kondisi keamanan telah benar-benar pulih.
Sebuah pesawat sipil jenis caravan bahkan berhasil melakukan pendaratan dan lepas landas tanpa hambatan pada hari yang sama, menjadi bukti bahwa aktivitas penerbangan kembali normal.
Letjen TNI Richard T.H. Tampubolon, Panglima Kogabwilhan III, menyatakan bahwa tindakan aparat gabungan ini adalah kontribusi nyata dalam mendukung percepatan pembangunan Papua. Dengan mengamankan Distrik Homeyo, mengembalikan warga dari pengungsian, serta mengoperasionalkan kembali Bandara Perintis Pogapa, aparat gabungan telah menciptakan kondisi yang mendukung proses pembangunan.
Ini menunjukkan bahwa keamanan adalah fondasi penting dalam upaya pembangunan daerah, khususnya di wilayah yang rentan konflik seperti Papua.
Tidak berhenti sampai di situ, Satgas Operasi Habema juga mendirikan sekolah lapangan di Homeyo sebagai respons terhadap pembakaran SD Inpres Pogapa oleh OPM. Pendirian sekolah ini dilakukan dengan dukungan penuh masyarakat setempat yang turut membantu membersihkan lokasi sekolah yang terbakar.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa proses belajar mengajar yang sempat terhenti dapat segera berjalan kembali, memberikan harapan baru bagi anak-anak di Distrik Homeyo.
Dengan upaya keras aparat keamanan dan dukungan masyarakat, proses belajar mengajar di sekolah lapangan dapat kembali berlangsung. Situasi yang sudah kondusif memungkinkan warga beraktivitas dengan aman, dan ini adalah langkah maju yang signifikan dalam memastikan pendidikan tetap berlangsung meskipun di tengah situasi yang menantang.
Letjen Richard Tampubolon menegaskan bahwa aparat keamanan gabungan akan terus berupaya memberikan rasa aman bagi warga Distrik Homeyo, memastikan bahwa mereka dapat hidup dan beraktivitas tanpa rasa takut.
Serangan yang dilancarkan OPM sejak akhir April lalu, yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan fasilitas pendidikan, telah berhasil diatasi dengan tindakan cepat dan tegas dari aparat gabungan. Kini, dengan kondisi yang kembali kondusif, masyarakat Distrik Homeyo dapat melanjutkan kehidupan mereka dengan rasa aman dan optimisme.
Keberhasilan aparat keamanan dalam mengamankan Homeyo dan mengembalikan warga dari pengungsian merupakan cerminan dari komitmen dan dedikasi mereka dalam menjaga stabilitas di wilayah Papua. Tindakan nyata ini tidak hanya memberikan rasa aman bagi masyarakat, tetapi juga mendorong percepatan pembangunan di daerah tersebut.
Dengan situasi yang kondusif, harapan akan terwujudnya Papua yang lebih maju dan sejahtera semakin dekat. Mari kita dukung bersama upaya-upaya ini demi masa depan Papua yang lebih baik.
*) Mahasiswa Hukum Universitas Yapis Papua